5 Jan 2018
Pagi ini ku buka kulkas ada beberapa mangkuk kecil lauk sisa dari hari hari kemarin. Ada sedikit sambal goreng kentang, rendang, kalio ayam dan empal. Mau di hidangkan lagi kok nggak tega sama suami dan anak anak. Tiba tiba teringat jangan oblok oblok …
Jangan oblok oblok atau ada juga yang menyebutnya blendrang atau klemat atau di keluarga kami malah nyebutnya petis, adalah masakan daur ulang dari sisa sisa beberapa jenis masakan yang dicampur jadi satu, di kasih santan dan di masak lagi.
Masyarakat Jawa, khususnya Jawa Timur, khususnya Bojonegoro, mempunyai kebiasaan untuk bancaan, kirim do’a untuk para arwah yang telah mendahului kita, dilaksanakan pada malam malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Mengundang tetangga kiri kanan untuk datang ke rumah dan berdo’a bersama sama dengan niat untuk dikirimkan ke orang tua atau kerabat yang sudah meninggal. Pulang dari bancaan biasanya akan dibagikan sego berkat. Jaman dulu tempatnya masih besek, lalu berganti menjadi baskom plastik kecil, makin kesini makin banyak ragam dan makin bervariasi model tempat nasi bancaan ini. Isi sego berkat biasanya nasi putih dan lauk pauknya, ayam opor atau ayam bumbu rujak, mie goreng, sayur tempe pedas, sambal goreng kentang, tumis buncis, bali telur, sayur keluwih, lengkaplah pokoknya. Kadang kadang ditambah dengan kue kue dan pisang.
Bagi keluarga yang tidak mengadakan bancaan, nasi berkat ini akan dikirim kirimkan ke tetangga. Dalam sehari kalau bersamaan bisa dapat kiriman dari 4 atau 5 tetangga. Saling mengirimkan makanan. Seringkali kita menyebutnya sego bingung atau nasi bingung … bingung dikirim kirim muter ke tetangga, bahkan kadang kadang bertemu ditengah jalan sedang saling mengirim nasi.
Jaman masih kecil dulu semua masakan dimasak sendiri, banyak saudara yang datang membantu masak, dan tugas anak anak untuk mengantar ke tetangga. Dulu paling seneng kalau dapat tugas ngantar sego ini, dibawa di tenong atau rantang besar bersusun, susun pertama tempat nasi, susun kedua lauk pauknya dan susun ketiga kue dan buah. Pernah waktu itu disuruh kirim ke tetangga A tapi salah ngasih ke tetangga B, tetangga pun bingung .. kok dapat 2 kali dari ibu, nah terpaksa balik lagi nanya itu kiriman buat bu siapa ? Pernah juga lupa naruh lauk .. tetangga hanya dapat nasi dan buah .. dan beliau mungkin sungkan tanya, baru ketahuan setelah selesai semua kok ada ketinggalan satu piring lauk, berarti ada yang gak dapat lauk, tapi sudah lupa tetangga yang mana yang gak dapat lauk .. hahaha nasib
Jaman sekarang orang memilih yang praktis, tidak masak sendiri. Pesan nasi kotak dan tinggal diantar ke tetangga. Tapi auranya sudah beda dibanding kalau masak sendiri. Sepi gak ada kesibukan di dapur, tahu tahu sudah ada siap nasi kotak, meskipun isi dan lauk pauknya tetap sama, tapi nuansanya berbeda.
Paling seneng kalau dapat berkat dari kampung, yang masih dibungkus pakai daun jati. Duuuh sedaaap banget, lauknya sederhana tapi bumbunya sedaap, pedaas dan aroma daun jatinya bikin makin sedap.
Karena sehari bisa dapat 4 atau 5 sego berkat dari tetangga ini kadang kadang lauk yang sedikit sedikit itu jadi numpuk gak kemakan. Dan kalau sudah banyak lauk yang sama jadi bosan, pengennya makan yang lain. Akhirnya lauk lauk ini numpuk. Mau dibuang sayang. Akhirnya di daur ulang, dicampur jadi satu. Sambal goreng ati kentang, ayam bumbu rujak atau ayam kare, tempe santan, semua campur jadi satu, tambahkan santan dan dimasak. Kadang kadang bisa berhari hari gak habis habis juga, kalau sudah gini biasanya sama ibu dulu sayurnya dimasak sampai asat lalu ditambahkan cabe rawit dan di goreng. Sangat tidak sehat Karena sudah dimasak berkali kali namun nikmatnya luar biasa …
Jauh di perantauan gini seringkali merindukan sego berkat dan jangan oblok oblok atau blendrang ini.
Ya sudah, lauk yang tinggal sedikit sedikit tadi aku campur jadi satu, tambahkan santan dan dimasak lagi, for the sake of nostalgia dan biar tidak mubazir.
Jadi, malam ini kita buka puasa berlauk oblok oblok … 😊
No comments:
Post a Comment